Setelah seharian
tenaga dan pikiranmu terkuras, semalam pun begadangin tugas, mata panas banget rasanya butuh kulkas, kamu harus
mengakui bahwa udah nggak kuat lagi kalau harus mengendarai motor selama satu
jam (walaupun itu ke rumahmu sendiri), dan dirimu rasanya mau pinjam tongkatnya
Harry Potter saat itu juga biar cepat sampai rumah, cuci kaki, ganti klambi, lanjut tidur dengan pulas sampai pagi. Tapi itu semua cuma mimpi.
Karena pada kenyatannya,
kamu baru saja keluar dari parkiran kampus, mengabaikan banyak kakak tingkat yang tidak
kamu kenal, melintasi gerbang kampus yang sudah dipenuhi abang-abang transportasi
online, dan melewati beberapa tempat makan dekat kampus yang harga makanannya pas dengan kantong mahasiswa, katanya. Kenyataannya memang benar, pas, tapi hanya di awal bulan saja. Pedih.
Durasi ke
rumahmu masih satu jam lagi. Telan itu bulat-bulat. Telan!
Sekedar info, mata
ngantuk tidak bisa bohong! Berhubung kamu tahu kapasitas ngantukmu belum
terlalu parah, kamu akhirnya memilih untuk lanjut pulang saja. Meskipun lantai masjid kampus lebih terekam di otak dan ademnya terasa sampai ke hati, tapi sekarang waktunya kamu untuk realistis. Ya masa balik lagi, sih? Hpffff...
Alhamdulillahnya
jalanan sekitar kampusmu agak sepi, jadi kamu bisa memantapkan diri untuk
berkendara dengan agak brutal dari biasanya. Ya walau aksi ngebutmu hanya
secepat kentutnya Rossi, pun cara menukikmu saat menyalip motor atau mobil tak
setangkas gocekan Ronaldo, tapi ya bisa lah ngana ngebut, tapi sambil tetap safety.
Ingat juga, di
rumah ada yang menunggu kepulanganmu, nak. Jadi harus tetap jaga jarak aman
saat berkendara, agar tidak tiba-tiba nyenggol ban pengendara di depan, dan dibinatang-binatangi
sama dia dalam umpatannya.
Sumpah serapah
orang di jalan raya itu tidak bisa kau terka dan terima dengan senang hati, kisanak. Huhu~
Jam pulang
kampus biasanya bukannya ramai? Iya, biasanya. Tapi kebetulan hari itu kamu
pulang lebih awal, alias dosen jam kedua tidak hadir. Itu nilai positifnya,
pulang cepat.
Nilai negatifnya
adalah kamu harus rela bermacetan di tiap plang yang ada rambu putar balik.
MUTER SINI AJA BIAR MACET! sumber |
Karena sejauh pengamatanmu, tempat itulah sumber kemacetan yang
sebenar-benarnya. Bisa dibilang, kadar sabarmu dari yang biasa aja, bisa meningkat
sampai sabar banget.
Pukul 20.00 di
Jakarta, terlebih di jalan raya, hari Senin pula, jangan mengharap jalanan bebas
kendaraan, bukan?
Ngebut dengan
kecepatan kentutnya Rossi yang tersendat pun nggak akan bisa kamu laksanakan kalau sudah
begitu keadaan jalannya.
Ya sudah,
jangan kamu bayangin. Nanti pusing. Cukup baca Thread soal Alina, Dora dan
Hilman di Twitter aja yang bikin pusing, ceritaku jangan. xD
Disaat kamu sedang
bersiap ingin tancap gas dengan keseriusan yang matang, lalu dari belakang
muncul teman sekelasmu yang mengendarai motor juga. Tiba-tiba posisi motormu
dan motor temanmu sudah sampingan. Konsentrasi ngebutmu seketika buyar.
Dengan keadaan
jalan di malam yang agak sepi, harusnya kamu bisa mendengar orang yang mengajak
kamu bicara dengan suara normal, sekalipun kamu pakai helm. Tapi karena kupingmu
disumpel headset yang memutar lagu-lagu kesukaanmu, (alih-alih biar tidak mengantuk) kamu tidak mendengar ucapan temanmu
ini. Kamu hanya sekilas melihat wajahnya yang terlihat serius dari kaca spion sebelah
kanan.
Tak disangka, temanmu mengarahkan telunjuk kirinya ke ban depan motormu. Kemudian kamu menolehkan wajahmu
ke arahnya sambil bertanya, “Kenapa?” dengan terus memacu motormu.
Kamu tidak
melipir sejenak untuk cek keadaan. Yang kamu lakukan malah sibuk melepas headset
sebelah kiri tanpa lepas helm, agar bisa mendengar ucapan temanmu yang
sebelumnya tidak terdengar jelas. Canggih
juga kamu, bisa melepas si headset dari kuping tanpa buka helm. Kamu keren! Padahal
b aja sih. Heheu~
Iya kamu tahu,
memang sudah seharusnya kamu ganti ban motormu bulan ini. Soalnya sudah
beberapa kali kamu yang mengendarai pun merasa nggak nyaman. Apalagi saat
lewat polisi tidur, ngegajrugnya
sudah terasa beda, sangat terasa sampai buat kepalamu auto manggut-manggut dan ora genah. Pun bukti nyata soal ‘ban menuju botak’ itu tak
bisa dipungkiri, kebotakan itu bisa terlihat jelas meski disorot cahaya minim
sekalipun. Hem, akhir bulan yang indah.~
Sialnya, kamu
lupa, yang harusnya bermasalah itu ban belakangmu. Tapi kamu telat sadar
beberapa menit setelah dengan santainya, dia, temanmu yang motornya sampingan
sama kamu, yang menunjuk ban depan kamu sambil melepas tangan
kirinya dari stang. *mari kita prok prokin*
Dia yang memasang
muka serius, bersuara tapi intonasinya tidak bercanda, lalu memperjelas ucapan
yang sebelumnya tidak kamu dengar saat pakai headset. Ucapan memberi informasi…
"ITU... BAN LU MUTER!"
…yang sangat
tidak informatif!
Ada baiknya
kamu ambil napas dahulu. Sudah? Bagaimana rasanya? Mau marah? Tahan.. tahan…
Sialnya,
temanmu itu sudah tancap gas duluan, pun saat kamu mengejar untuk bilang TAUK AH
GELAP, pahitnya kalian harus terpisah di pengkolan, dimana dia melewati jalur tersebut sambil ngebut,
sementara kamu harus terus ambil jalur lurus seraya melapangkan kesabaran.
Ketika kamu sudah terlanjur panik akibat kemungkinan-kemungkinan yang terjadi padamu, seperti: kamu hanya pegang uang saku yang cuma cukup untuk isi bensin di POM yang masih 11KM lagi, memikirkan bengkel yang masih buka dekat kampus itu di mana, memikirkan harus dorong motor sampai bengkel (kalau benar-benar ban depanmu bermasalah), juga sudah kepikiran ada baiknya punya indekos di dekat kampus aja kalau begini biar enak!, kamu lupa satu hal.
Ya, betul, akibat tipuan klise teman kurangajarmu yang sempat bikin perasaanmu memburuk itu, tanpa terasa otakmu sudah berpikir banyak, lalu kamu bersegera berkhusnudzan sama Allah supaya tidak terjadi apa-apa, percaya saja, ada kenyataan baik yang bisa kau syukuri: kantukmu kandas entah dimana dan entah sejak kapan!
Bilang terima
kasih ke temanmu jangan?
Yang terlanjur kesal tapi diurungkan
dan ingin bilang terima kasih,
dan ingin bilang terima kasih,
Nure
Bilang terima kasih! Yayyyy~
BalasHapusJangan lupa fokus teh, selalu sedia akua~ Tong neng nong neng nong nenggg hihi *ngiklan
Karena kurang cairan bisa membuat fokus berkurang ya kak :D
HapusKampret! Masih ada aja yang bilang, "Itu ban lu muter." Terakhir kali kena bercandaan konyol gitu kayaknya tiga atau empat tahunan lalu. :))
BalasHapusJakarta yang nggak macet itu kayaknya sebelum pagi doang. :D
Masih ada banget! Saya gak kepikiran bakal dikasih jokes begitu, sih. Soalnya emang udh kepikiran soal ban dari beberapa hari sebelumnya. Eh, endingnya malah ngeselin gitu. Mau maraaaaah 😑😑.
HapusDan sesuai pengalaman, selain sebelum pagi, Jakarta gak macet itu kalau tiba-tiba hujan deras mengguyur. Wkwk