Jumat, 30 Maret 2018

Tentang Ban Depan


Setelah seharian tenaga dan pikiranmu terkuras, semalam pun begadangin tugas, mata panas banget rasanya butuh kulkas, kamu harus mengakui bahwa udah nggak kuat lagi kalau harus mengendarai motor selama satu jam (walaupun itu ke rumahmu sendiri), dan dirimu rasanya mau pinjam tongkatnya Harry Potter saat itu juga biar cepat sampai rumah, cuci kaki, ganti klambi, lanjut tidur dengan pulas sampai pagi. Tapi itu semua cuma mimpi.

Karena pada kenyatannya,
kamu baru saja keluar dari parkiran kampus, mengabaikan banyak kakak tingkat yang tidak kamu kenal, melintasi gerbang kampus yang sudah dipenuhi abang-abang transportasi online, dan melewati beberapa tempat makan dekat kampus yang harga makanannya pas dengan kantong mahasiswa, katanya. Kenyataannya memang benar, pas, tapi hanya di awal bulan saja. Pedih.


Durasi ke rumahmu masih satu jam lagi. Telan itu bulat-bulat. Telan!
Sekedar info, mata ngantuk tidak bisa bohong! Berhubung kamu tahu kapasitas ngantukmu belum terlalu parah, kamu akhirnya memilih untuk lanjut pulang saja. Meskipun lantai masjid kampus lebih terekam di otak dan ademnya terasa sampai ke hati, tapi sekarang waktunya kamu untuk realistis. Ya masa balik lagi, sih? Hpffff... 


Alhamdulillahnya jalanan sekitar kampusmu agak sepi, jadi kamu bisa memantapkan diri untuk berkendara dengan agak brutal dari biasanya. Ya walau aksi ngebutmu hanya secepat kentutnya Rossi, pun cara menukikmu saat menyalip motor atau mobil tak setangkas gocekan Ronaldo, tapi ya bisa lah ngana ngebut, tapi sambil tetap safety.
Ingat juga, di rumah ada yang menunggu kepulanganmu, nak. Jadi harus tetap jaga jarak aman saat berkendara, agar tidak tiba-tiba nyenggol ban pengendara di depan, dan dibinatang-binatangi sama dia dalam umpatannya.
Sumpah serapah orang di jalan raya itu tidak bisa kau terka dan terima dengan senang hati, kisanak. Huhu~


Jam pulang kampus biasanya bukannya ramai? Iya, biasanya. Tapi kebetulan hari itu kamu pulang lebih awal, alias dosen jam kedua tidak hadir. Itu nilai positifnya, pulang cepat.

Nilai negatifnya adalah kamu harus rela bermacetan di tiap plang yang ada  rambu putar balik. 

MUTER SINI AJA BIAR MACET!
sumber


Karena sejauh pengamatanmu, tempat itulah sumber kemacetan yang sebenar-benarnya. Bisa dibilang, kadar sabarmu dari yang biasa aja, bisa meningkat sampai sabar banget.  
Pukul 20.00 di Jakarta, terlebih di jalan raya, hari Senin pula, jangan mengharap jalanan bebas kendaraan, bukan? 

Ngebut dengan kecepatan kentutnya Rossi yang tersendat pun nggak akan bisa kamu laksanakan kalau sudah begitu keadaan jalannya.

Ya sudah, jangan kamu bayangin. Nanti pusing. Cukup baca Thread soal Alina, Dora dan Hilman di Twitter aja yang bikin pusing, ceritaku jangan. xD


Disaat kamu sedang bersiap ingin tancap gas dengan keseriusan yang matang, lalu dari belakang muncul teman sekelasmu yang mengendarai motor juga. Tiba-tiba posisi motormu dan motor temanmu sudah sampingan. Konsentrasi ngebutmu seketika buyar.


Dengan keadaan jalan di malam yang agak sepi, harusnya kamu bisa mendengar orang yang mengajak kamu bicara dengan suara normal, sekalipun kamu pakai helm. Tapi karena kupingmu disumpel headset yang memutar lagu-lagu kesukaanmu, (alih-alih biar tidak mengantuk) kamu tidak mendengar ucapan temanmu ini. Kamu hanya sekilas melihat wajahnya yang terlihat serius dari kaca spion sebelah kanan.


Tak disangka, temanmu mengarahkan telunjuk kirinya ke ban depan motormu. Kemudian kamu menolehkan wajahmu ke arahnya sambil bertanya, “Kenapa?” dengan terus memacu motormu.

Kamu tidak melipir sejenak untuk cek keadaan. Yang kamu lakukan malah sibuk melepas headset sebelah kiri tanpa lepas helm, agar bisa mendengar ucapan temanmu yang sebelumnya tidak terdengar jelas.  Canggih juga kamu, bisa melepas si headset dari kuping tanpa buka helm. Kamu keren! Padahal b aja sih. Heheu~

Iya kamu tahu, memang sudah seharusnya kamu ganti ban motormu bulan ini. Soalnya sudah beberapa kali kamu yang mengendarai pun merasa nggak nyaman. Apalagi saat lewat polisi tidur, ngegajrugnya sudah terasa beda, sangat terasa sampai buat kepalamu auto manggut-manggut dan ora genah. Pun bukti nyata soal ‘ban menuju botak’ itu tak bisa dipungkiri, kebotakan itu bisa terlihat jelas meski disorot cahaya minim sekalipun. Hem, akhir bulan yang indah.~


Sialnya, kamu lupa, yang harusnya bermasalah itu ban belakangmu. Tapi kamu telat sadar beberapa menit setelah dengan santainya, dia, temanmu yang motornya sampingan sama kamu, yang menunjuk ban depan kamu sambil melepas tangan kirinya dari stang. *mari kita prok prokin*
Dia yang memasang muka serius, bersuara tapi intonasinya tidak bercanda, lalu memperjelas ucapan yang sebelumnya tidak kamu dengar saat pakai headset. Ucapan memberi informasi…




"ITU... BAN LU MUTER!"




…yang sangat tidak informatif!



Ada baiknya kamu ambil napas dahulu. Sudah? Bagaimana rasanya? Mau marah? Tahan.. tahan…

Sialnya, temanmu itu sudah tancap gas duluan, pun saat kamu mengejar untuk bilang TAUK AH GELAP, pahitnya kalian harus terpisah di pengkolan, dimana dia melewati jalur tersebut sambil ngebut, sementara kamu harus terus ambil jalur lurus seraya melapangkan kesabaran.


Ketika kamu sudah terlanjur panik akibat kemungkinan-kemungkinan yang terjadi padamu, seperti: kamu hanya pegang uang saku yang cuma cukup untuk isi bensin di POM yang masih 11KM lagi, memikirkan bengkel yang masih buka dekat kampus itu di mana, memikirkan harus dorong motor sampai bengkel (kalau benar-benar ban depanmu bermasalah), juga sudah kepikiran ada baiknya punya indekos di dekat kampus aja kalau begini biar enak!, kamu lupa satu hal. 

Ya, betul, akibat tipuan klise teman kurangajarmu yang sempat bikin perasaanmu memburuk itu, tanpa terasa otakmu sudah berpikir banyak, lalu kamu bersegera berkhusnudzan sama Allah supaya tidak terjadi apa-apa, percaya saja, ada kenyataan baik yang bisa kau syukuri: kantukmu kandas entah dimana dan entah sejak kapan! 


Bilang terima kasih ke temanmu jangan?







Yang terlanjur kesal tapi diurungkan
dan ingin bilang terima kasih,
Nure

4 komentar:

  1. Bilang terima kasih! Yayyyy~

    Jangan lupa fokus teh, selalu sedia akua~ Tong neng nong neng nong nenggg hihi *ngiklan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kurang cairan bisa membuat fokus berkurang ya kak :D

      Hapus
  2. Kampret! Masih ada aja yang bilang, "Itu ban lu muter." Terakhir kali kena bercandaan konyol gitu kayaknya tiga atau empat tahunan lalu. :))

    Jakarta yang nggak macet itu kayaknya sebelum pagi doang. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih ada banget! Saya gak kepikiran bakal dikasih jokes begitu, sih. Soalnya emang udh kepikiran soal ban dari beberapa hari sebelumnya. Eh, endingnya malah ngeselin gitu. Mau maraaaaah 😑😑.

      Dan sesuai pengalaman, selain sebelum pagi, Jakarta gak macet itu kalau tiba-tiba hujan deras mengguyur. Wkwk

      Hapus

Terima kasih sudah membaca sampai bagian akhir. ^^
Jika ada yang perlu dikomentari, maka komentarilah. Sebab punya perasaan yang dipendam itu memusingkan. Hehe.

NUR AGUSTININGSIH © | THEME BY RUMAH ES